Rabu, 16 April 2014



Sensor Biologi

Sensor biologi adalah sensor pengukuran molekul dan biomolekul: toxin, nutrient, pheromone, sensor pengukuran tingkat glukosa, oxigen, dan osmolitas, sensor pengukuran protein dan hormone. Biosensor dapat diartikan sebagai sebuah alat analisis yang mengkombinasikan komponen biologis dengan detektor fisikokimia. Biosensor terdiri atas:
1. Elemen biologis sensitif seperti jaringan, mikroorganisme, organel, reseptor sel, enzim, antibodi, asam nukleat, dan sebagainya, adalah material biologis yang berinteraksi dengan komponen yang dipelajari. Elemen sensitif tersebut juga bisa dibuat dengan rekayasa biologis.
2. Transduser yang bekerja secara fisikokimia (optis, piezoelektris, elektrokimia, dan sebagainya) yang mengubah sinyal yang dihasilkan dari interaksi dengan komponen yang diuji sehingga bisa diukur dengan mudah.
3. Alat pembaca biosensor yang terkait dengan elektronika atau pemroses sinyal untuk ditampilkan.


Prinsip kerja :
         Biosensor adalah sensor yang mengombinasikan komponen hayati dengan komponen elektronik (transduser) yang mengubah sinyal dari komponen hayati menjadi luaran yang terukur.

Aplikasi :
 Pengukur gula darah.
        Pada pengukuran gula darah, yang digunakan adalah enzim glukosa oksidase untuk memecah gula darah. Biosensor ini bekerja dengan mengoksidasi glukosa terlebih dahulu dengan menggunakan dua elektron untuk mereduksi FAD (komponen dari enzim) menjadi FADH2. Lalu FADH2 dioksidasi oleh elektroda dan menerima dua elektron dari elektroda dalam beberapa tahap. Hasilnya adalah arus listrik yang mengukur konsentrasi glukosa. Dalam kasus ini, elektroda adalah transduser dan enzim adalah elemen biologis sensitif.

Ide pengembangan :
Alat pengukur kadar oksigen dalam air minum, karena kadar oksigen yang tinggi dalam air minum sangat bagus untuk metabolisme tubuh.

Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Biosensor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar